476. Kisah Ustad Yusuf Mansur Menemukan Tuhan



Hikmah itu datangnya dari mana saja.....

Beberapa hari yang lalu, di stasiun TV One secara nggak sengaja saya melihat ada Ustad Yusuf Mansur. Kebetulan waktu itu habis sholat tarawih dan ingin santai sejenak. Wah kebetulan nih ada ceramahnya ustad Yusuf mansur… pikirku. Ternyata bukan ceramah…. melainkan kisah tentang tokoh….yang selalu ditayangkan oleh tv One setiap kamis malam.

Waktu itu ustad Yusuf Mansur berkisah tentang perjalanan hidupnya yang penuh dengan masalah. Dililit hutang banyak.... Ditagih sana sini…sampai akhirnya masuk penjara 2 kali. Wah pokoknya betul-betul lengkap deh…kata ustad Yusuf Mansur waktu itu.

Di tengah acara tiba-tiba datang seorang sahabat ustad Yusuf mansur…yaitu Mucele….yang biasa tampil di acara Republik Impian. Saat itu Ustad Yusuf Mansur memeluk sang sahabat…yang katanya betul-betul sahabat sejati. Karena Mucele ini……selalu menemani Ustad Yusuf Mansur baik dikala susah maupun senang…tapi waktu itu …banyak susahnya katanya.

Pernah suatu saat Mucele diajak oleh Ustad Yusuf mansur ke suatu tempat kemana gitu….Si Mucele ini nggak pernah nanya mau kemana …pokoknya kalau di ajak ustad Yusuf mansur ….mau aja. Tiba-tiba dalam suatu perjalan kedua orang yang mengendarai sepeda motor baru milik Mucele ini…..menabrak trotoar. Saking kerasnya tabrakan itu…sampai-sampai ustad Yusuf Mansur terpental jauh sampai ke tengah jalan…..dan pingsan. Sedangkan Mucele…masih sadar di dekat motornya. Waktu itu Mucele hanya berpikir …waduuuh…gimana nasib Ustad Yusuf mansur yah…..secara refleks dia langsung menggeser tubuh ustad Yusuf Mansur ke pinggir jalan dan sambil menunggu bantuan.

Akhirnya Ustad Yusuf Mansur di bawa ke sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Nah…pas di Rumah sakit itulah ustad Yusuf mendapatkan hikmah yang luar biasa besarnya.

Rupanya sebelum kejadian kecelakaan tersebut…pikiran ustad yusuf mansur dipenuhi dengan beban hutang dan masih banyak masalah lainnya yang sangat berat waktu itu. Sehingga waktu mengendarai sepeda motor menjadi tidak konsentrasi dan akibatnya terjadilah kecelakaan itu. …..Tapi justru karena kecelakaan itulah…katanya membawa hikmah yang luar biasa kepada dirinya.

Bagaimana kecelakaan kok malah membawa hikmah…?

Ceritanya begini. Sewaktu dia di rawat di Rumah Sakit tersebut...di sbelah ustad yusuf mansur ada seorang yang sedang didoakan oleh pastur atau pendeta. Sang Pendeta ini berkata kepada pasien yang di sebelah ustad Yusuf mansur tersebut....” Apapun kondisi anda ....seberat apapun beban hidup dan sakit yang anda derita ....Yakinlah bahwa Tuhan itu sangat besar kuasa Nya. Dia bisa menyembuhkan dan membawa kebaikan kepada siapapun yang dikehendaki Nya dalam sekejab...”

Waktu itu Ustad Yusuf Mansur, dari kata-kata sang pendeta itu dia terjemahkan di dalam pikiran nya sendiri sebagai berikut: ” Seberapa besarpun beban hutang saya....saya harus yakin bahwa Alloh Maha kuasa untuk melunasi Nya. Asalkan saya percaya dan tawakkal kepada Nya....Oh Iya...ya...kenapa selama ini saya melupakan Alloh. Kenapa saya tidak mengharapkan pertolongan Alloh dan menganggap bahwa semua masalah ini bisa saya selesaikan sendiri. Sungguh saya termasuk orang yang lupa......dst. Ustad Yusuf Mansur menangis tersedu-sedu.

Begitulah petunjuk Alloh datang melalui lisan seorang Pendeta. Memang hidayah Alloh itu datangnya bisa dari mana saja. Asalkan kita mau membuka hati dan pikiran kita...maka kita akan mendapat petunjuk yang tidak disangka-sangka. Bahkan para kaum sufi jaman dulu....hanya lewat desiran angin mereka sudah merasakan kebesaran Alloh. Jalaludin Ar Rumi...mendengarkan bunyi2 an seruling atau bahkan ketukan palu...pun...sudah bisa menggetarkan hatinya akan kebesaran Alloh. Maka seperti itulah akhirnya yang terjadi pada diri ustad Yusuf mansur.

Mulai saat itu dia bertekad untuk selalu melaksanakan perintah Alloh dan meminta pertolongan kepada Alloh. Sampai akhirnya dia sadar akan kesalahan selama ini.

Wah berarti sudah insaf ya ustad...? belum juga . Ternyata perjalanan masih berliku. Ustad Yusuf mansur sempat masuk penjara lagi. Dan didalam penjara inilah ......keajaiban sedekah dia terapkan. Ceritanya begini....pernah suatu saat ustad Yusuf mansur mempunyai sepotong roti. Pas dia mau makan...ternyata dia melihat di tembok penjara ...ada sederetan semut. Kemudian dia secara spontan tergerak untuk memberikan rotinya kepada semut. Sambil berkata,” Semut, kamu sudah saya beri roti yang cuman satu ini...... tolong doakan saya biar mendapat rezeki yang banyak dan barokah ya...!”. Begitu doa ustad Yusuf mansur saat itu.

Teryata apa yang diharapkan ustad Yusuf mansur terkabulkan. Karena tidak seberapa lama...tiba-tiba saja si penjaga penjara bertanya kepadanya,” Hai Ucup..kamu sudah makan belum...? kalau belum nih saya kasih ayam goreng”. Waktu itu ustad Yusuf mansur sangat bersyukur pada Alloh yang telah mengabulkan doanya. Mulai saat itu akhirnya ustad Yusuf Mansur sangat percaya dengan kekuatan sedekah.

Demikian yang dapat aku sampaikan ada kurang lebihnya saya mohon maaf. Karena ini hanya berdasarkan pemahaman saya tatkala melihat tayangan tv one tersebut.


readmore »»  

475. Rasa Malu ke Surga



Banyak orang yang menyangka kalau sudah rajin sholat, rajin ibadah, pasti “tiket” ke syurga sudah di kantong, seperti dia sudah yakin banget bahwa syurga pasti dimasukinya. Kebanyakan orang lupa bahwa bukan ibadahnya yang menyebabkan dia dapat dimasukan ke dalam syurga, tapi semat-mata karunia Allah SWT. Menagapa? Coba kita lihat uraian berikut ini.

Betapapun banyak amal yang kita lakukan, tak sebanding dengan umur yang telah diberikan Allah SWT pada kita, menurut perkiraan kita, kita sudah beramal banyak, nyatanya jika dihitung secara cermat, ibadah kita ternyata hanya sedikit sekali. Faktanya dari kehidupan sehari-hari, waktu untuk tidur lebih banyak dibandingkan waktu ibadah.
Coba saja hitung dalam setiap hari, yang riil aja, misalnya, sholat sehari semalam 5 waktu kali rata- rata 6 menit, di jumlah hanya 30 menit saja kita sholat sehari semalam. Sedang kita tidur setiap hari rata-rata 6- 8 jam ! Minim sekali ibadah kita pada Allah, itupun belum tentu diterima Allah, apa lagi kalau dibarengi dengan riya, maka ibadah kita tak bernilai apapun, nilai ibadah kita nol, kalau dibarengi dengan riya, ingin di puji atau alasan lainnya yang bukan karena Allah SWT.

Dan kalau mau dihitung-hitung, rasanya tak pantas kita mendapat syurga, tak pantas kita dimasukan ke dalam syurga di akherat nanti, mengapa ? Karena ibadah kita sedikit sekali, sedangkan dosa kita banyak sekali, hampir tiap hari dosa kita lakukan, ada aja dosa yang kita lakukan, ntah dosa kecil yang tidak kita merasa melakukan sampai dosa yang sengaja dilakukan.

Dari dosa yang disebabkan anggota tubuh, seperti mata, telinga, mulut, tangan, kaki, hati dan lain sebagainya. Mata berdosa dengan melihat yang bukan haknya, telinga berdosa dengan mendengar hal-hal yang tak baik, mulut berdosa dengan kata-kata yang menyakiti hati orang lain , gibah dan fitnah, begitu juga tangan dan kaki juga berdosa ketika digunakan pada jalan yang dimurkainya. Sedangkan hati ikut berdosa karena, telah merendahkan orang lain dan mengunjingkannya, walaupun tidak dikatakannya.

Banyak orang mengira bahwa amal ibadahnya sudah banyak sekali, tapi terkadang lupa, karena ibadahanya sering diikuti dengan niat yang keliru alias bukan karena Allah, tapi ingin di katakan pahlawan, bagi yang perang melawan penjajah, ingin dikatakan dermawan bagi yang menyumbang atau beramal dengan harta, atau ingin disebut ilmuwan bagi yang beramal dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Padahal amal apapun namanya, bila niatnya untuk mencari ridho Allah atau semata-mata hanya karena Allah, itulah amal yang insya Allah akan diterimaNya. Namun bila terjadi sebaliknya, bukan pahala yang didapat, tapi kehinaan dariNya. Bukan syurga yang didapat, bisa jadi malah nereka menjadi tempatnya yang abadi.

Jangan pernah beranggapan bahwa kalau kita masuk syurga ( ingat, kalau ! ) itu karena ibadah kita, bukan, bukan ibadah kita yang menyebabkan kita masuk syurga, tapi kasih sayang Allah semata. Karena kalau ibadah yang menyebabkan kita masuk syurga, malu kita ! Ibadah kita amat sangat sedikit sekali, dan kalau untuk membalas satu aja dari karunia Allah yang kita terima selama di dunia, tak akan terbalas, apa lagi untuk mendapatkan syurgaNya. Jadi, masuk syurga atau tidaknya kita nanti, itu urusan Allah, itu hak Allah, kewajiban kita hanya menjalankan perintahNya titik ! Di luar itu, bukan urusan kita.

Bayangkan aja, dari usia yang begitu banyak setelah di total kurang lebih hanya 5 tahun, itu akumulasi dari sholat kita yang hanya 6 menit setiap waktunya atau (6 menit X 5 waktu ) 30 menit setiap harinya, mari kita hitung : Satu tahun itu 365 hari dibagi dengan waktu 30 menit setiap harinya kita sholat, maka akan di dapat hanya kurang lebih 12 hari dalam setahun kita sholat. Nah kalau usia kita misalnya, taruhlah mencapai usia 60 tahun, berarti 60 di bagi 12 akan di dapat angka 5, ya hanya 5 tahun dalam asumsi usia 60 tahun, kalau itu jadikan porsentase, maka kita dapatkan angka 5:60X100% = 8,33 %.

Bayangkan, kita sholat hanya 8,33 % dari seluruh usia kita yang di asumsikan 60 tahun, itupun di hitung sejak nol tahun, padahal kita mengetahui kewajiban sholat baru jatuh pada usia akil balig, kurang lebih rata-rata usia 15 tahun.

Kalau dipakai rumusan rata-rata ini, maka hitungannya adalah asumsi usia dikurangi usia balig di bagi dua belas yaitu 60-15= 45 : 12= 3,75 tahun, jadi lebih sedikit lagi. Kalau di jadikan prosentase 3,75:60 X100%= 6,25 %, nah bayangkan, dalam asumsi usia 60 tahun kita hanya sholat, 3,75 tahun alias hanya 6,25 % ! Itupun kalau sholatnya lengkap 5 waktu setiap harinya dari mulai balig sampai usia 60 tahun, kalau sholatnya bolong-bolong, ya tentu lebih sedikit lagi waktunya untuk sholat.

Nah inilah makanya nabi mengajarkan kita untuk sholat nawafil, sholat-sholat sunnat, seperti sholat rawatib, sholat sunnah tahajud, witir, tarawih, sholat sunnat wudhu dan lain sebagainya, itulah fungsi sholat sunnat, “menambal” sholat-sholat wajib kita, yang bisa saja “bolong-bolong”, bolongnya bukan hanya benar-benar meninggalkan sholat atau niat sholatnya yang salah, bukan karena Allah, tapi riya.

Kembali kepada perhitungan waktu sholat, untuk perempuan lebih sedikit lagi waktu yang dipergunakan untuk ibadah sholat, sebab perempuan akan mendapat “tamu bulanan”, yang rata-rata tarulah 10 hari perempuan tiap bulannya tidak sholat karena mendapat “tamu bulanan “, kalau dihitung 10 (hari) X 6 (menit) X 5 (waktu) =300 menit berkurang setiap bulan, kalau setahun, 300 X 12= 3600 menit, kalau 60 tahun berarti 3600X 60 =216000 menit berkurannya. 216000 menit : 24 = 9000 hari, kalau dijadikan bulan 9000 : 30= 300 bulan, kalau dijadikan tahun di dapat(300 : 12 ) 25 tahun !

Jadi untuk perempuan asumsi ibadahnya dalam usia 60 tahun di kurangi usia balig lalu dikurangi akumultif “tamu bulanan”nya yaitu 60-15-25 = 20 : 12= 1,66 tahun ! Kalau dijadikan prosentase 1,66:60X100%=2,77 %. Dengan hasil perhitungan ini, wanita secara rata-rata dalam asumsi usianya yang 60 tahun sholat hanya 1,66 tahun atau hanya 2,77 % saja ! Astagfirullah Hal adziim !

Makanya Nabi pernah bersabda : “ Dalam ibadah sholat wajib secara rata-rata lelaki ”melibihi “ perempuan” Maaf perempuan jangan marah dulu, banyak kelebihan lain yang dimiliki perempuan di bandingkan laki-laki, misalnya hadist yang berbunyi : “ Syurga di bawah telapak kaki Ibu “ hadist yang lain berbunyi : “ Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang sholeha “ Bahagialah wahai kaum wanita, syurga dan dunia ada di tanganmu, yang bicara bukan saya, Nabi sendiri melalui sabdanya !

Kembali pada ibadah kita, yang bila data atau perhitungan di atas kita jadikan acuan, niscaya kita malu, malu dan malu sekali pada Allah SWT, ibadah yang begitu sedikit minta syurga, terkadang minta syurganya pun tak tanggung-tanggung, syurga Firdaus, syurga tertinggi yang tempatnya para rosul dan nabi. Dengan fakta-fakta tersebut, maka jika di akherat nanti kita masuk syurga, itu semata-mata hanya karunia Allah, bukan karena amalan kita, amalan kita tak cukup untuk memasukan kita ke dalam syurga, amalan kita tak pantas memasukan kita ke syurga, lagi-lagi itu hanya karunia Allah pada kita, itu hanya karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang pada kita, kalau tidak karena karunia Allah, maka kita pantasnya di masukan ke neraka !

Mari kita bermohon kepada Allah, agar Dia memberikan karuniaNya kepada kita, bukan karena ibadah kita, tapi karuniaNya ! Ya Tuhan kami, berikanlah kami keselamatan di dunia dan kebahagaian di akherat dan selamatkanlah kami dari neraka . Amin. Ya Alllah, hamba tak pantas masuk syurgaMu, tapi ya Allah, hamba tak sanggup menahan panasnya api nerakaMu, jangan api di nerakaMu ya Allah, api di dunia saja, sudah dapat menghancur leburkan daging dan tulang belulang hamba menjadi debu !

Ya Allah, lindungi hamba dari azab kubur dan nerakaMu. Hamba memang tak pantas masuk syurgaMu, tapi nerakaMu, hamba tak mampu membayangkan panasnya, apa lagi memasukinya. Api dunia saja sudah dapat membakar seluruh tubuh kami dan dapat menghancurkan kami menjadi abu, apalagi api nerakaMu, yang kalau dihitung dengan derajatnya, nyaris tak terhitung ! Maka, ya Allah, selamatkan hamba dari nerakaMu ya Allah, masukan hamba ke dalam syurgaMu yang penuh kenikmatan. Amin.

Ya Allah, hamba memang tak pantas masuk syurgamu, malu hamba masuk syurgamu dengan amalan yang sedikit hamba miliki, tapi kemana hamba minta syurga, kecuali padaMu? Kemana hamba memohon ampun, kecuali kepadaMu? Benar-benar hamba malu, jika dimasukan ke dalam syurgaMu, karunia mata saja tak dapat hamba membalasnya, apa lagi syurgamu yang penuh dengan kenikmatan yang tak terpikir oleh manusia


readmore »»  

474. Pohon Kebajikan



Di desa saya, di dataran Liaodong Tiongkok ada sebuah kisah turun temurun yang sangat menyentuh hati. Alkisah, pada pinggiran desa terdapat sebuah gubuk tua dan reot, yang ditinggali oleh seorang ibu berusia paruh baya.

Penduduk sekitar hanya tahu ibu itu bermarga Zhang dan tidak ada seorang pun yang tahu nama sebenarnya. Ibu itu mengandalkan hidupnya dengan mengumpulkan barang-barang bekas.

Suatu ketika, pada masa terjadi tiga tahun bencana alam, saat ibu tua itu sedang mengumpulkan barang-barang bekas di dekat sebuah rumah sakit, ia mendengar suara tangisan bayi yang terbuang.

Bayi itu lalu digendong dan dibawa pulang ke gubuk tuanya. Selama tiga tahun bencana alam itu, ada empat bayi buangan yang ditemukannya.

Demi menghidupi ke empat bayi tersebut, si ibu tua itu terpaksa mengais sisa-sisa makanan di tong-tong sampah, dan mencari yang masih bisa dimakan. Setelah menemukannya, ibu tua itu akan memamahnya sampai lembut dulu baru disuapkan kepada bayi-bayi tersebut.

Orang tua para bayi itu, ada yang merasa tidak sanggup untuk membesarkannya, ada pula yang lahir di luar nikah, meskipun demikian mereka tidak seharusnya terlahir sebagai anak yang terbuang. Sebenarnya ibu tua itu sendiri pun hidupnya sudah sangat sengsara, akan tetapi anehnya, dengan kemukjizatan, dia telah dapat membesarkan ke empat bayi tersebut.

Dua puluh tahun kemudian, tiga anaknya telah lulus ujian dan masuk Universitas. Sedangkan satunya lagi masuk sekolah angkatan dan menjadi perwira. Ke empat anak tersebut akhirnya menetap, berkeluarga dan bekerja di kota.

Kemudian anak-anaknya membawa ibu tua itu untuk pindah ke kota, dan mereka saling berebut ingin merawat ibu tua itu. Setelah ibu tua itu meninggal, rumah gubuknya yang tua dan reot itu meskipun kalau di dorong dengan satu tangan saja sudah roboh, akan tetapi bagi penduduk sekitar sana, rumah itu memiliki arti tertentu.

Penduduk setempat memagari rumah tua itu dengan menggunakan bambu, dan membangun sebuah pintu besar di mana di atas pintu itu tergantung sebuah papan bertuliskan “Pondok Kebajikan”, sedang di halaman depan rumah itu ditanam sejumlah pohon, orang orang menyebutnya sebagai “Pohon Kebajikan”.

Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang ini, Prinsip “keuntungan adalah di atas segalanya” telah menjadi motto dari kebanyakan masyarakat. Nilai-nilai kebajikan sedikit demi sedikit terkikis, hilang terbuang. Di dalam pergaulan antar manusia adanya rasa kecurigaan semakin meningkat, sedang kebajikan menjadi semakin berkurang.

Cerita di atas telah menggambarkan seorang ibu tua yang namanya saja tidak di kenal orang, dan dalam mengatasi kehidupannya sendiri pun sangat sulit, tetapi dari hasil dengan mengumpulkan barang-barang bekas telah membesarkan ke empat anaknya yang berbakat baik. Si ibu tua ini dengan penuh belas kasih telah memelihara sifat murni manusia.

Mengenai hal terkikisnya kebajikan, ini merupakan suatu hal yang tidak baik yang terjadi selama proses perkembangan masyarakat. Kebajikan adalah prinsip yang tidak membawa kepentingan apapun. Ini merupakan sifat dasar manusia, adalah betul-betul lurus dan murni.

Ada pepatah yang menyebutkan “Kebaikan budi bagai setetes air yang akan dibalas dengan sumber air”. Kebajikan akan mendapat balasan kebajikan pula, ibu tua di pedesaan itu adalah sebuah contoh yang kongkrit.


readmore »»  

473. The Meaning of L..O..V..E..



A : Aku tdk menyukai istriku lg !

B : Pulang dan cintailah dia

A : Anda tdk mengerti aku, aku sdh tdk punya perasaan itu lg.

B : Pulang dan cintailah dia

A : Tetapi scr emosi aku berarti tdk jujur kalau aku memperlakukan istriku spt itu, pdhl aku tdk merasakannya.

B : Apakah menurutmu Ibumu mencintaimu?

A : Tentu saja (dg mantap)

B : Kira2 1 minggu stlh ibumu plg dr RS & membawamu plg, dan kamu menangis menjerit2 di tengah mlm krn popokmu basah dan dia terpaksa bangun walau tubuhnya masih sangat letih, berjalan di lantai yg dingin tanpa alas kaki utk mengganti popokmu dan menyusuimu. Apakah menurutmu dia sungguh2 menikmati itu semua?

A : Tidak (menunduk)

B : Kalau begitu. Apakah Ibumu secara emosi jg tidak jujur?

Ukuran besarnya cinta bukan krn dia menikmati mengganti popok di tengah mlm, melainkan krn ibumu RELA melakukan itu semua meski dia tdk begitu menyukainya.

Pernikahan tdk hanya didasari persaan Cinta, lbh dari itu yaitu KOMITMEN.

Saat pertama seseorg menikahi istrinya pasti krn cinta, ttp cinta yg menggebu2 akan padam seiring dg berjalannya waktu.

Hanya Komitmen yg membuat Cinta manggebu2 menjadi Cinta yg matang dan dewasa.

Lalu.. Apa yg disebut dg Cinta Sejati ?? Cinta yg sifatnya turun ke bawah, yaitu cinta yg tdk memikirkan untung rugi, cinta yg rela berkorban demi seseorg yg dikasihinya. Inilah cinta yg hrs diusahakan dlm setiap Pernikahan.

Ada org berkata "aku cinta kamu".. berarti : "aku ingin memilikimu & biarlah kamu kumiliki" adalah cinta yg egois krn hanya bergantung pd Perasaan seseorg. Sebab perasaan akan dimakan oleh wkt dan bisa saja perasaan ini muncul pd diri org lain/pasangan org lain.

Suasana hati mudah berubah, kondisi fisik semakin tua dan tdk menarik, komitmenlah yg menyelamatkan pernikahan.. Berani melakukan sebuah "tindakan" baik dlm keadaan suka maupun tdk utk mengasihi pasangan & mempertahankan Pernikahan yg telah Tuhan anugrahkan....


readmore »»