374. Saat Untuk Melepaskan

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan, orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan tapi ada saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang bukan karena orang itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.

Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kebahagiaan kita sangat bergantung pada orang itu.

Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita merasa dia itu ganteng, cantik, teristimewa dibandingkan dengan yang lain.

Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita takut tidak dapat menemukan yang seperti dia.

Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika begitu banyak saat-saat indah senantiasa terbayang dibenak kita.

Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika hati kita berkata “Saya sangat mencintainya”. Ingatlah !! Melepaskan bukanlah akhir dari dunia melainkan awal dari suatu kehidupan baru…

Kita harus melepaskan seseorang karena kebahagiaan kita tidak tergantung padanya.

Kita harus melepaskan seseorang karena kita menyadari yang ganteng, yang cantik, yang istimewa belum tentu yang terbaik buat kita.

Kita harus melepaskan seseorang karena kita tahu jika Tuhan mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.

Kita harus melepaskan seseorang ketika saat-saat indah hanyalah tinggal masa lalu.

Kita harus melepaskan seseorang karena mulut kita berkata “tidak ada lagi yang dapat dipertahankan”.


Kegagalan tidak berarti Anda tidak mencapai apa-apa… namun Anda telah memahami sesuatu…! Segala sesuatu ada waktunya, ada saat mempertahankan, ada saat melepaskan…!!


readmore »»  

373. Pembeli Istimewa

Pada suatu hari, ketika Jepang belum semakmur sekarang, datanglah seorang peminta-minta ke sebuah toko kue yang mewah dan bergengsi untuk membeli manju (kue Jepang yang terbuat dari kacang hijau dan berisi selai). Bukan main terkejutnya si pelayan melihat pelanggan yang begitu jauh sederhana di tokonya yang mewah dan bergengsi itu. Karena itu dengan terburu-buru ia membungkus manju itu. Tapi belum lagi ia sempat menyerahkan manju itu kepada si pengemis, muncullah si pemilik toko berseru, “Tunggu, biarkan saya yang menyerahkannya”. Seraya berkata begitu, diserahkannya bungkusan itu kepada si pengemis.

Si pengemis memberikan pembayarannya. Sembari menerima pembayaran dari tangan si pengemis, ia membungkuk hormat dan berkata, “Terima kasih atas kunjungan anda”.

Setelah si pengemis berlalu, si pelayan bertanya pada si pemilik toko, “Mengapa harus anda sendiri yang menyerahkan kue itu? Anda sendiri belum pernah melakukan hal itu pada pelanggan mana pun. Selama ini saya dan kasirlah yang melayani pembeli”.

Si pemilik toko itu berkata, “Saya mengerti mengapa kau heran. Semestinya kita bergembira dan bersyukur atas kedatangan pelanggan istimewa tadi. Aku ingin langsung menyatakan terima kasih. Bukankah yang selalu datang adalah pelanggan biasa, namun kali ini lain.”

“Mengapa lain,” tanya pelayan.

“Hampir semua dari pelanggan kita adalah orang kaya. Bagi mereka, membeli kue di tempat kita sudah merupakan hal biasa. Tapi orang tadi pasti sudah begitu merindukan manju kita sehingga mungkin ia sudah berkorban demi mendapatkan manju itu. Saya tahu, manju itu sangat panting baginya. Karena itu saya memutuskan ia layak dilayani oleh pemilik toko sendiri. Itulah mengapa aku melayaninya”, demikian penjelasan sang pemilik toko.

Setiap pelanggan berhak mendapatkan penghargaan yang sama, nilai seorang pelanggan bukanlah ditentukan oleh prestise pribadinya atau besarnya pesanan yang dilakukan. Seorang usahawan sejati mendapatkan sukacita dan di sinilah ia harus meletakkan nilainya


readmore »»  

372. Buku Tabungan Pelekat Cinta

Priya menikah dengan Hitesh. Pada pesta pernikahan, ibu Priya memberinya sebuah buku tabungan. Di dalamnya berisi tabungan sejumlah Rs.1000 (Rp 246.000). Dia berkata, "Priya, terimalah buku tabungan ini. Gunakan sebagai buku catatan dari kehidupan pernikahanmu. Jika ada satu peristiwa bahagia atau yang bisa dikenang, masukkan sejumlah uang tabungan di dalamnya. Tulis kejadian yang kamu alami di baris catatan yang ada di sampingnya. Semakin besar kenangan terhadap peristiwa itu, masukkan uang tabungan yang lebih besar. Ibu sudah melakukan di awal pernikahanmu ini.. Lakukan selanjutnya bersama Hitesh. Saat kamu melihat kembali tahun-tahun yang telah berlalu, kamu akan mengetahui betapa bahagianya kehidupan pernikahan yang kamu miliki."

Priya memberitahukan hal ini kepada Hitesh setelah pesta usai. Mereka berdua setuju bahwa ini adalah ide yang sangat bagus dan mereka tidak sabar menanti saatnya untuk memasukkan tambahan uang tabungan ke dalam buku itu.

Ini yang mereka lakukan setelah beberapa waktu :
- 7 Februari : Rs 100 (Rp 24.600), perayaan ultah pertama untuk Hitesh setelah menikah.
- 1 Maret : Rs 300 (Rp 73.800), gaji Priya naik
- 20 Maret : Rs 200 (Rp 49.200), berlibur ke Bali
- 15 April : Rs 2.000 (Rp 492.000), Priya hamil
- 1 Juni ; Rs 1,000 (Rp 246.000), Hitesh dipromosikan ... dan seterusnya ...

Akan tetapi setelah beberapa tahun berlalu, mereka mulai beradu pendapat dan bertengkar untuk hal-hal yang sepele. Mereka saling diam. Mereka menyesal telah menikahi orang yang paling buruk di dunia ... tidak ada lagi cinta ... sesuatu yang sangat tipikal di masa ini.

Suatu hari Priya berkata pada ibunya, "Ibu, kami tidak bisa bertahan lagi. Kami setuju untuk bercerai. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana saya telah memutuskan menikah dengan orang ini !"

Ibunya menjawab, "Baiklah, apa pun yang kamu ingin kerjakan kalau sudah tidak bisa bertahan. Tetapi sebelum kamu melangkah lebih jauh, tolong lakukan hal ini. Ingat buku tabungan yang ibu berikan saat pesta pernikahan kalian? Ambil semua uangnya dan belanjakan sampai habis. Kamu tidak bisa terus menyimpan catatan di buku tabungan itu untuk sebuah pernikahan yang buruk."

Priya berpikir bahwa itu benar. Jadi dia pergi ke bank, menunggu di antrian dan berencana menutup buku tabungan itu. Ketika menunggu, dia melihat catatan yang ada di buku tabungan di tangannya. Dia melihat, melihat, dan melihat. Kemudian ingatan akan semua kebahagiaan dan sukacita di masa-masa yang telah lewat muncul kembali di pikirannya. Air mata menggenang dan berurai di pipinya. Kemudian dia bergegas meninggalkan bank dan pulang.

Ketika sampai di rumah, Priya memberikan buku tabungan itu pada Hitesh, dan memintanya untuk memasukkan sejumlah uang ke tabungan itu sebelum mereka bercerai.

Hari esoknya, Hitesh mengembalikan buku tabungan itu pada Priya. Dia menemukan tambahan tabungan sebesar Rs 5000 (Rp 1.230.000) dengan catatan di dalam buku tabungan: 'Ini adalah hari dimana saya menyadari betapa saya mencintaimu sepanjang tahun-tahun yang telah kita lewati. Betapa besar kebahagiaan telah kamu bawa untukku." Mereka berdua berpelukan dan menangis, dan meletakkan buku tabungan itu kembali di tempat semula.

Anda tahu berapa uang yang terkumpul saat mereka pensiun? Saya tidak bertanya pada mereka. Saya percaya uang bukan masalah lagi setelah mereka berhasil melalui tahun-tahun yang indah di sepanjang kehidupan pernikahan mereka.


readmore »»  

371. Bersyukur

Malam ini bokap nyuru saya anterin dia buat proses kacamata. Tepatnya di Jalan Gunung Kawi Denpasar, toko kacamatanya kebetulan ada di kawasaan pasar, karena males ikut masuk ke dalem, saya nunggu di luar.

Gak ada hal yang menarik di sekitar tempat itu, sampai saya ngeliat ada seorang nenek penjual kelapa muda dan pisang nungguin dagangannya sambil tidur duduk, sesekali dia terbangun kalau tangan yang menumpu kepalanya jatuh. Sebenernya saya niat banget ambil gambar nenek itu, rentan dimakan usia tapi tetap harus bekerja untuk mengisi perutnya, seharusnya dimasa tuanya dia bisa istirahat ditempat yang tenang bercanda gurau dengan anak dan cucunya..

waktu liat dia agak lama, jujur saya teringat sosok nenek yang telah memelihara saya dari umur 3 bulan sampai mencapai umur yang kata orang "ABG" 17 tahun, tapi beliau sekarang udah pergi jauh menghadap penciptanya.

Ada hal menarik lain di pasar, dia pedagang KOREK API BATANGAN, ya... pedagang korek api batangan harganya 1000 /3 kotak, yang buat saya salut pedagang ini berjalan dari ujung pasar satu ke ujung pasar lainnya cuma buat menawarkan 1 kotak korek api batangan untuk dijual yang artinya cuma mendapat uang kurang dari Rp.500... dia sempat bolak-balik ditempat saya menunggu kira-kira dalam rentan waktu 15 menit.

Saat lagi merenungkan hal-hal yang udah saya liat tadi, bokap tiba-tiba dateng dan ngajak pulang karena proses kacamatanya udah selesai. Tapi karena ada pesenan dari nyokap buat beli es-krim, kita mampir ke supermarket deket rumah. Sebenernya ada yang menarik dari supermarket ini, pemiliknya mengijinkan seorang nenek penjual nasi bungkus buat buka kios di tempat parkirnya (pemilik yang baik) walaupun sebenernya supermarket ini udah punya beberapa cabang di kawasan denpasar.

Nenek yang jual nasi ini punya cucu, kata bokap anak kecil perempuan ini gak punya bapak dan ibu, ntah karena cerai atau meninggal yang jelas sekarang anak itu harus tinggal sama neneknya, dia nungguin neneknya berjualan sampai malam hari, anak ini putus sekolah sejak kelas 2 sd jadi sekarang belum bisa baca tulis. tadi saya liat anak itu duduk sendiri, balik-balik kotak hp seakan itu mainan puzzle sambil ngeliat orang-orang keluar supermarket dengan belanjaan yang puluhan ribu... ironis banget, saya jujur sebagai laki-laki hampir mau nangis liatnya....

dia anak yang sangat tegar, saat anak-anak lain pada tidur dibacain dongeng, minum susu, nonton tv, main boneka dia cuma bisa bermimpi dan melihat kehidupan yang "mewah" itu... bokap sempat beliin dia es-krim, dan tau apa yang dia bilang... "makasi, ya pak.." kata-kata yang biasa kan? tapi asal kalian tau air mata saya keluar saat kata itu terucap, dia seneng banget... es-krimnya langsung dia makan.... neneknya juga bilang terima kasih... bokap cuma senyum dan bilang pamit pulang sama mereka... beruntungnya saya masih memiliki orang tua yang punya hati tulus (walaupun saya sendiri masih suka kontra dengan bokap)...

dari perjalanan saya yang kurang dari 2 jam itu, ada banyak renungan yang saya dapat, ayo, coba jangan palingkan kepala kita dari kenyataan hidup saat ini.. disekeliling kita ada banyak orang yang kurang beruntung, tau apa yang mereka butuhkan? hanya beberapa suap nasi agar lambung mereka tidak dikikis asam ... agar perut mereka bisa terisi, sedangkan kita? masih bisa makan enak, menikmati teknologi, tidur di bawah atap yang bagus, bisa belanja apa yang kita mau, tapi masih tidak bersyukur dan selalu ingin lebih... hp baru, laptop baru, motor baru, baju baru, dll.

mulai sekarang lihat apa yang anda miliki.. ya, lihat semuanya dalam otak anda... hilangkan itu satu persatu... apa yang terjadi? anda takut? tapi mengapa mereka yang miskin tidak pernah takut? mungkin jawaban anda... "ya, karena mereka gak punya itu semua.." jika anda berkata seprti itu artinya anda SALAH BESAR... itu karena mereka BERSYUKUR!

Dulu saya sempat berfikir kenapa tuhan tidak adil dengan menciptakan "si kaya" dan "si miskin" sekarang saya tau jawabannya... "si miskin" ada untuk mengingatkan "si kaya" bahwa mereka tidak akan selamanya hidup dalam kemewahan, bahwa tidak ada yang perlu membuat anda takut bahkan uang sekalipun jika anda BERSYUKUR.

Karena saya tidak mampu berteriak untuk mengubah sesuatu, maka saya berusaha menulisnya untuk anda.


readmore »»  

370. Kisah Kehidupan Sehari-hari

Becak adalah salah satu angkutan umum berbahan bakar keringat, tenaga dan keramahan manusia yang menawarkan jasa untuk membantu memperlancar aktiitas manusia yang lain. Becak juga merupakan roda-roda rejeki di mana setiap kayuhnya membutuhkan usaha yang tidaklah mudah dalam memutar roda-roda tersebut untuk mengejar rejeki yang terkadang tidak selancar roda yang menggelinding tersebut.Terkadang asapun tidak bosan-bosannya menyapa para pembecak tersebut.
“akan tetapi,, apa yang harus aku bilang ke istriku yang menunggu dengan suguhan segelas kopi di rumah?”.

“Apa yang harus aku katakan ke anak-anakku yang minta oleh-oleh sepulangku kerja?”.

Ah…tiada guna aku mengeluh…lebih baik aku mempersiapkan tungganganku dan membersihkannya, sehingga para penumpangku merasa nyaman dan ketagihan akan jasa becakku. Tuhan…. semoga KAU melancarkan rejekiku hari ini, demi seberkas senyuman dari anak dan istriku yang telah menanti seharian di rumah^^.

Mungkin sebagian dari kita masih belum pernah mendengar istilah tersebut. Becak’an mungkin dapat di artikan kumpulan tukang becak yang sedang mangkal di satu tempat. Sering juga kita dengar istilah “Gaplekan”. Gaplekan sebenarnya adalah mainan dari kartu domino. Trus kenapa disebut “Gaplek’an”?

Kalau kita di Becak’an, pasti akan sering kita lihat mereka asyik sekali memainkan kartu-kartu domino dengan serunya sambil mengisi waktu luang karena sepinya penumpang. Dan se-sekali kita dengar suara “PLEK” pada permainan tersebut karena saking kerasnya orang becak’an membanting kartu yang di pegangnya.

Mungkin dari situlah kata gaplek’an berasal. Seru sekali apabila kita perhatikan apa yang mereka mainkan. Di tengah sepinya penumpang, mereka tetap bisa santai dan bercengkrama dengan yang lain lewat gaplek’an tadi.

Di sini saya ingin sedikit membagi sudut pandang saya terhadap hal tersebut. Sangatlah kontras apabila kita membandingkan orang-orang yang di becak’an tersebut dengan pegawai yang minta kenaikan gaji. Para supporter yang tidak terima klub idolanya kalah sehingga terjadi tawuran. Orang yang memiliki keinginan yang tidak pernah terpuaskan sehingga selalu mencari jalan keluar bagaimanapun caranya sampai hampir menjadi budaya di Negara kita, Korupsi…

Lain halnya dengan orang becak’an tersebut….. Kepada siapa mereka akan meminta kenaikan gaji? Akankah terjadi tawuran apabila salah satu dari mereka kalah dalam menarik perhatian penumpang?
Korupsi? Hahaha

Inilah kehidupan… tidak selalu semuanya berjalan sesuai keinginan kita. Marilah kita mengambil ilmu tentang kehidupan dari mereka…..

Kesulitan…. kesusahan….kekurangan…ketidak-adilan…bahkan kesendirian bukanlah alasan kita untuk bersedih…putus asa….bahkan berhenti.


Bayangkanlah.. betapa indahnya kehidupan ini apabila kita selalu menghiasinya dengan senyuman dan keceriaan… betapa nyamannya kehidupan apabila kita selalu bergandengan tangan dan saling peduli.


readmore »»